Persiapan Proses Membatik

Saturday, June 15, 20130 comments


Kontributor Artikel : Pak Habib

Istilah Batik berasal dari kosa kata bahasa Jawa yaitu Amba dan Titik. Amba artinya kain dan titik adalah cara memberi motif pada kain dengan menggunakan malam cair dengan cara di titik-titik. Cara kerja membatik pada dasarnya adalah menutup permukaan kain dengan malam cair (wax) agar ketika kain dicelup kedalam cairan pewarna, kain yang tertutup malam tersebut tidak ikut kena warna.

Teknik seperti ini dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Wax-Resist Dyeing. Jika proses membuat motif batik dilakukan dengan cara “ditulis” dengan menggunakan alat yang disebut canting, maka batik tersebut dinamakan batik tulis. Ada juga jenis batik yang pembuatan motifnya menggunakan alat cetak khusus yang terbuat dari logam dengan motif-motif tertentu. Batik yang dibuat dengan cara mirip stempel / cap seperti ini disebut sebagai batik cap atau batik stempel.

Seiring dengan perkembangan jaman, dewasa ini ada juga batik yang dibuat dengan cara dicetak sablon dan dengan cetak masal menggunakan mesin cetak otomatis yang modern. Batik yang dihasilkan dengan cara seperti ini disebut sebagai batik printing.

Jadi, berdasarkan teknik atau cara penggambaran motifnya, batik dibedakan menjadi:
1. Batik Tulis
2. Batik Cap
3. Batik Sablon
4. Batik Painting
5. Batik Printing

Diluar teknik yang telah disebutkan diatas, ada juga teknik pembuatan batik dengan cara mengecatkan langsung pewarna pada kain dengan menggunakan kuas untuk membuat motif atau citra-citra tertentu, bahkan belakangan ini ada juga beberapa orang yang mencoba memperkenalkan cara membuat batik dengan cara menyemprotkan langsung tinta ke kain dengan menggunakan alat yang disebut Air Brush.

Biasanya motif yang dihasilkan adalah motif-motif Pop dan kontemporer. Salah satu tokoh batik kontemporer Indonesia adalah Amri Yahya. Beliau memperkenalkan batik kontemporer itu sebagai karya seni lukis dengan warna-warna cerah dan dinamis yang muncul dari efek-efek sapuan dan cipratan kuas yang spontan.

Untuk batik tradisional, ada beberapa bahan yang biasa dipergunakan, yaitu:

1. Kain. Kain yang digunakan untuk batik tradisional adalah yang memiliki bahan dasar dari kapas (kain katun, kain mori), dan kain sutra.

2. Malam (Wax). Yang dimaksud dengan malam adalah sejenis parafin/lilin yang tidak mengandung zat pembakar. Ada beberapa macam malam yang biasa digunakan untuk membuat batik ini yaitu: malam kuning, malam coklat, dan malam putih.

Malam kuning memiliki sifat yang lebih liat/kenyal yang cocok untuk memunculkan efek gambar yang menutup kain secara utuh/sempurna.

Malam coklat memiliki sifat yang mudah retak, sehingga akan memunculkan efek urat-urat pada hasil lukisan batiknya.

Malam putih atau parafin bersifat sangat rapuh dan akan memunculkan efek retak-retak pada gambar batiknya.

3. Pewarna. Pewarna batik bisa dihasilkan dari bahan alami yang berasal dari tanaman bisa juga dari bahan kimia. Bahan pewarna alami yang pernah digunakan sebagai bahan pewarna alami adalah daun jambu, daun mangga, dan lain-lain dimana warna tersebut akan semakin kuat/tua jika ditambahkan ke dalamnya larutan tawas. Salah satu pewarna yang pernah populer digunakan adalah pewarna yang berasal dari air rebusan kulit pohon mahoni. Di Jawa tengah kita mengenal adanya batik sogan yang populer di kalangan keraton Yogyakarta dan Solo. Batik ini menggunakan pewarnanya dari rebusan kulit pohon Soga Tingi.

Pewarna kimia yang sudah umum digunakan oleh para pengrajin batik adalah berbagai jenis Napthol dan garam Diazo. Naptol ini merupakan pewarna dasar dan garam Diazo sebagai pembangkit warnanya. Ada beberapa jenis napthol yang bisa kita pilih yaitu; AS, ASD, ASG, ASBS, ASGR, dan ASLB. Sedangkan jenis garam diazo yang bisa kita gunakan sebagai pembangkit warnanya adalah; Biru B, Merah B, Merah R, Oranye G.C, dan Violet B.

Kita dapat melakukan beberapa percobaan dengan mencampur naptol dan garam diazo ini untuk menghasilkan warna warna tertentu, misalnya dengan mencampurkan salah satu jenis naptol dengan salah satu jenis garam diazo.

4. Canting atau Cap. Canting adalah alat yang digunakan untuk membuat motif / gambar pada kain yang memiliki beberapa nama sesuai dengan fungsinya, yaitu:

  • Canting Cecek, yang memiliki lubang kecil biasa digunakan untuk membuat motif gambar yang detil.
  • Canting Klowong, adalah canting yang memliki lubang berukuran sedang dan biasa digunakan untuk membuat garis utama pada motif, dan
  • Canting Tembok, yaitu canting yang memiliki ukuran lubang besar yang biasa digunakan untuk menutup bidang motif yang agak luas.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Google+ | Kebijakan Privasi | Ketentuan Pengguna
Copyright © 2013. All About Batik Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger